Khutbah
Jumat tentang akhlak Remaja
KHUTBAH PERTAMA:
الحمدُ للهِ الذِي جعلَ
الأخلاقَ مِنَ الدِّينِ، وأَعْلَى بِهَا شأْنَ المؤمنينَ، وأَشهدُ أنْ لاَ إلهَ
إِلاَّ اللهُ وحدَهُ لا شَريكَ لهُ، الْمَلِكُ الحقُّ المبينُ، وأَشهدُ
أنَّ سيِّدَنَا محمداً عَبدُ اللهِ ورسولُهُ الصادقُ الوعدِ الأمينُ، اللَّهُمَّ
صَلِّ وسلِّمْ وبارِكْ علَى سيدِنَا محمدٍ وعلَى آلِ بيتِهِ الطيبينَ الطاهرينَ،
وعلَى أصحابِهِ الغُرِّ الميامينِ، وعلَى مَنْ تَبِعَهُمْ بإحسانٍ إلَى يومِ
الدِّينِ.
عبادَ اللهِ: أُوصيكُمْ
ونفسِي بتقوَى اللهِ جلَّ وعلاَ، قالَ سبحانَهُ وتعالَى:] يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا
اللَّهَ وَكُونُوا مَعَ الصَّادِقِينَ[
Kaum mukminin : Allah
telah menjadikan sesuatu yang paling berat pada timbangan seorang mukmin pada
hari kiamat adalah akhlak yang baik, dan dijadikan manusia yang paling dekat
kedudukannya dengan rasulullah Saw di surga adalah orang yang terbaik
akhlaknya, Rasulullah Saw bersabda :“Sesungguhnya orang yang paling dicintai
dan paling dekat denganku kedudukannya pada hari kiamat adalah yang paling
terbaik akhlaknya diantara kalian” (At Tirmidzi 2018)
Sesungguhnya
masyarakat yang ideal dan berbudaya adalah masyarakat dimana para anggotanya
menerapkan akhlak mulya dalam segala tindakannya, karena dengan akhlak keamanan
dan ketentraman dapat terwujud, keluarga dan manusia menjadi bahagia, dikatakan
: akhlak mulya akan mendatangkan kebaikan dunia dan akhirat.
Betapa pentingnya
akhlak ini, lalu bagaimana cara mendapatkannya ? wahai hamba Allah akhlak
terbagi menjadi dua, salah satunya adalah fitrah asal penciptaan manusia dan
lainnya didapatkan melalui usaha manusia untuk berakhlak baik dengan jalan
bersabar untuk berakhlak mulya hingga ia pada akhirnya menjadi kebiasaan dan
dengan berteman dengan orang-orang baik dan dengan membaca kisah dan biografi
orang-orang terdahulu.
Kaum muslimin :
Sesungguhnya akhlak adalah perbuatan dan ibadah yang dianjurkan oleh agama,
seorang muslim dituntut untuk selalu berakhlak mulya, komintmen ini dimulai
sebelum pembentukan rumah tangga, dimana diwajibkan bagi calon suami untuk
memilih isteri dengan baik bersandarkan pada sabda Nabi Saw : “Perempuan
dinikahi karena empat faktor : karena harta, kecantikan, kedudukan dan karena
agamanya, maka hendaklah engkau memilih yang taat beragama pasti engkau bahagia”
(Bukhari 5090)
Ilmu modern menegaskan
bahwa janin terpengaruh oleh akhlak ibunya saat ia berada dalam kandungannya,
dan perhatian terhadap anak terus berlangsung dari semenjak lahirnya dimana
Rasulullah Saw mensunnahkan untuk mengadzankan ditelinganya, hal ini merupakan
praktek untuk mengusir syetan, bila anak tersebut mencapai umur tamyiz maka
Islam menganjurkannya untuk menerapkan akhlak mulya, dari Umar bin Abi Salamah
RA berkata : “Saat aku belia, aku pernah berada di kamar Rasulullah Saw
dan kedua tanganku seringkali mengacak-acak piring-piring. Rasulullah Saw
bersabda kepadaku, ’Nak, bacalah Bismillah, makanlah dengan tangan kananmu dan
makanlah dari makanan yang terdekat denganmu.” (Muslim 2022)
Dan diperintahkan
untuk mengajarkannya prinsip-prinsip agama, Rasulullah Saw bersabda : "Perintahlah
anak-anak kalian melaksanakan shalat saat mereka berumur tujuh tahun" (Abu
Daud 495)
Disini tampak peran
kedua orang tua dalam mengarahkan anak-anak mereka menuju akhlak mulya, rumah
merupakan sumber penting dalam perolehan akhlak melalui tauladan, pengarahan
dan pengawasan, karenanya kepada pasangan suami isteri hendaknya menjalankan
tugas moralnya kepada pihak lainnya, karena ini dapat membantu ketentraman dan
kerekatan keluarga, dan peran selanjutnya dalam perolehan akhlak adalah :
sekolah dan institusi pendidikan, guru menjadi tauladan bagi para
murid-muridnya, mereka akan mendengar nasehat dan arahannya dan mengikuti
perbutannya, mereka akan terpengaruh oleh akhlaknya, Harus Ar Rasyid berkata
kepada pendidik anaknya : bacakan kepadanya Al Quran, perkenalkan dengan
beberapa berita dan bacakan syair-syair, ajarilah sunnah dan pertajamlah dengan
ilmu kalam, dan cegahlah tertawa kecuali pada waktunya yang tepat, dan
janganlah anda melewatkan satu jampun kecuali anda mengambil faedah darinya.
Hamba Allah ; peran
media dalam moral guidance sangat penting melalui siaran yang dipancarkan yang
membawa pesan yang dapat membawa manusia berakhlak mulya, dan tugas kedua orang
tua dalam membimbing anak-anak mereka agar mereka menonton atau menyimak siaran
yang dapat memperbaiki akhlak dan jiwa mereka.
Sesungguhnya tanggung
jawab moral tidak berhenti dengan apa yang telah disebutkan diatas tetapi
mencakup semua etika yang ada dimasyarakat, kepatuhan anda kepada peraturan dan
undang-undang yang diundangkan untuk melindungi kemaslahatan, nyawa dan hak-hak
manusia merupakan akhlak yang mulya dan memperhatikan kondisi dan perasaan
manusia merupakan budaya yang tinggi.
Semoga Allah
menganugerahkan kami akhlak baik yang menjadi penyebab cinta-Nya dan cinta
hamba-hamba-Nya kepada kami, dan semoga Allah memberikan kami taufiq untuk mentaati-Nya dan mentaati orang yang diperintahkan untuk
ditaatinya, sebagai pengamalan firman-Nya : “Hai orang-orang yang
beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu”
(An Nisa’ 59).
نفعَنِي
اللهُ وإياكُمْ بالقرآنِ العظيمِ وبِسنةِ نبيهِ الكريمِ صلى الله عليه وسلم
أقولُ قولِي هذَا وأَسْتَغْفِرُ
اللهَ لِي ولكُمْ.
Khutbah Kedua
الحَمْدُ للهِ ربِّ
العالمينَ، وأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ لَه،
وأَشْهَدُ أنَّ سيِّدَنا محمَّداً عبد
ُهُ
ورسولُهُ، اللهمَّ صلِّ وسلِّمْ وبارِكْ علَى سيدِنَا محمدٍ وعلَى آلِهِ الطيبينَ
الطاهرينَ وعلَى أصحابِهِ أجمعينَ، والتَّابعينَ لَهُمْ بإحسانٍ إِلَى يَوْمِ
الدِّينِ.
Kaum mukminin : kepada
setiap pemilik profesi hendaknya menjaga moral dan etos kerja dan
keprofesiaannya, menjalankan tugas kewajiban kerjanya, seorang pegawai, guru,
dokter, insinyur, pedagang dan pemilik profesi lainnya mereka dituntut untuk
selalu berakhlak mulya dan menjaga moral kerjanya.
Dan sangat penting
bagi para pemuda untuk berakhlak mulya, dan hendaknya mereka menjaga sifat
kelaki-lakiannya dan hendaknya mereka menjauh diri dari menyamakan dengan
wanita, karena hal ini bertentangan dengan akhlak Islam dan kesempurnaan sifat
kelelakian, dan bagi para pemudi hendaknya mereka juga tidak meniru-niru
laki-laki, dan sebaik-baiknya akhlak bagi mereka adalah sifat malu dan
kesucian.
عبادَ اللهِ: إنَّ
اللهَ أمرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ فيهِ بنفْسِهِ وَثَنَّى فيهِ
بملائكَتِهِ فقَالَ
تَعَالَى:]إِنَّ اللَّهَ وَمَلائِكَتَهُ يُصَلُّونَ
عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا
تَسْلِيمًا[وقالَ رسولُ اللهِ صلى الله عليه وسلم:«
مَنْ صَلَّى عَلَيَّ صَلاَةً صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ بِهَا عَشْراً» اللَّهُمَّ صلِّ وسلِّمْ
وبارِكْ علَى سيدِنَا ونبينا مُحَمَّدٍ وعلَى آلِهِ وصحبِهِ أجمعينَ، وَارْضَ
اللَّهُمَّ عَنِ الْخُلَفَاءِ الرَّاشِدِينَ أَبِي بَكْرٍ وَعُمَرَ وَعُثْمَانَ
وَعَلِيٍّ، وعَنْ سائرِ الصحابِةِ الأكرمينَ، وعَنِ التابعينَ ومَنْ تبعَهُمْ بإحسانٍ إلَى يومِ
الدينِ.
اللَّهُمَّ اهْدِنَا
لأَحْسَنِ الأَخْلاَقِ فإنَّهُ لاَ يَهْدِي لأَحْسَنِهَا إِلاَّ أَنْتَ، اللَّهُمَّ
اغفِرْ للمسلمينَ والمسلماتِ الأحياءِ منهُمْ والأمواتِ، اللَّهُمَّ ارْحَمِ
الشَّيْخ زَايِد، والشَّيْخ مَكْتُوم، وإخوانَهُمَا شيوخَ الإماراتِ الذينَ
انتقلُوا إلَى رحمتِكَ، اللَّهُمَّ اشْمَلْ بعفوِكَ وغفرانِكَ ورحمتِكَ
آباءَنَا وأمهاتِنَا وجميعَ أرحامِنَا ومَنْ كانَ لهُ فضلٌ علينَا.
اللَّهُمَّ وَفِّقْ
وَلِيَّ أَمْرِنَا رَئِيسَ الدولةِ، الشَّيْخ خليفة بن زايد وَنَائِبَهُ
لِمَا تُحِبُّهُ وَتَرْضَاهُ، وَأَيِّدْ إِخْوَانَهُ حُكَّامَ الإِمَارَاتِ
وَوَلِيَّ عَهْدِهِ الأَمِينَ.
اللَّهُمَّ
إِنَّا نَسْأَلُكَ مِنَ الْخَيْرِ كُلِّهِ عَاجِلِهِ وَآجِلِهِ، مَا عَلِمْنَا
مِنْهُ وَمَا لَمْ نَعْلَمْ، وَنَعُوذُ بِكَ مِنَ الشَّرِّ كُلِّهِ عَاجِلِهِ
وَآجِلِهِ، مَا عَلِمْنَا مِنْهُ وَمَا لَمْ نَعْلَمْ، اللَّهُمَّ إِنَّا
نَسْأَلُكَ مِمَّا سَأَلَكَ مِنْهُ عِبَادُكَ الصَّالِحُونَ، ونَسْتَعِيذُ بِكَ
مِمَّا اسْتَعَاذَ مِنْهُ عِبَادُكَ الصَّالِحُونَ، رَبَّنَا آتِنَا فِي
الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.
اللَّهُمَّ أَدِمْ
عَلَى دولةِ الإماراتِ الأَمْنَ والأَمَانَ وَعلَى سَائِرِ بِلاَدِ
الْمُسْلِمِينَ.
اذْكُرُوا
اللَّهَ الْعَظِيمَ يَذْكُرْكُمْ، وَاشكرُوهُ علَى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ ]وَأَقِمِ
الصَّلاةَ إِنَّ الصَّلاةَ تَنْهَى عَنِ الفَحْشَاءِ وَالْمُنكَرِ وَلَذِكْرُ
اللَّهِ أَكْبَرُ وَاللَّهُ يَعْلَمُ مَا تَصْنَعُونَ[